Thursday, January 30, 2014

Rusia ≠ Komunis

0 comments

Ketika mendengar nama suatu negara, hal apa yang terlintas dan berkesan akan suatu negara tersebut?
Contohnya, ketika mendengar nama negara Korea Selatan. Mungkin sebagian besar orang akan langsung mengingat hallyu wave. Amerika: negara adikuasa. Inggris dengan kerajan dan Big Bennya. Nah, kalo negara Rusia??

Meskipun  Rusia adalah negara bagian terbesar yang mewarisi rezim Uni Soviet, tetapi Rusia yang sekarang bukanlah negara komunis. Semenjak runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, kebebasan mengemukakan pendapat, memberikan suara, dan kebebasan beragama kembali dimiliki oleh rakyat.
Sistem Pemerintahannya adalah Republik Federal, tidak lagi menggunakan ideologi komunis. Partai komunis masih ada di Rusia, tetapi pengikutnya hanya dalam skala kecil. Mayoritas rakyat Rusia tidak mau lagi dipimpin dengan cara komunis yang otoriter. 


Pada tahun 2012, Pusat Levada melaporkan 74 % masyarakat Rusia beragama Ortodoks, 7 % Islam, dan kelompok agama lainnya dengan persentase kurang dari 5 %, yaitu Budha, Protestan, Katolik Roma, Yahudi. 

Sejarah Singkat 
Pangeran Agung Vladimir I yang menjadi pemimpin pada masa kepangeranan, mengutus beberapa utusan untuk mempelajari beberapa agama yang nantinya dijadikan kepercayaan di Rusia. 
Setelah para utusannya kembali, mereka diminta untuk menjelaskan masing-masing agama yang mereka pelajari. Mendengar informasi yang disampaikan para utusannya, Pangeran Vladimir I tidak memilih agama Yahudi karena para penganut Yahudi tidak mempunyai tanah sendiri. Ia juga tidak memilih Kristen Katolik Roma karena tersangkut paut dengan urusan politik. Ia juga tidak memilih Islam karena diharamkannya alkohol. Seperti yang diketahui, orang Rusia sangat menyukai  vodka (minuman keras Rusia). 
Akhirnya, Pangeran Vladimir I memutuskan memilih agama Kristen Ortodoks dan melakukan pembaptisan pada tahun 988 M. Salah satu alasan dipilihnya Kristen Ortodoks adalah agar Rusia tetap independen, tidak berada dibawah otoritas Paus.


Ada banyak tempat ibadah di Rusia, beberapa diantaranya:



Katedral Kristus Sang Juru Selamat, Moskow


http://www.fotoart.org.ua/


Mesjid Ahmad Kadyrov, Grozny










Referensi

Monday, January 27, 2014

Media Sosial

0 comments

Tidak terasa sudah satu tahun lebih saya tidak membuat postingan baru. Rasanya seperti baru beberapa hari yang lalu saya membuka blog ini. Kali ini, entah kenapa tiba-tiba di otak saya terlintas untuk membuat tulisan tentang media sosial.
Ya... bisa dikatakan di zaman modern ini hampir setiap orang (minimal) memiliki satu akun di media sosial, bahkan ada juga yang mendaftar di beberapa media sosial. Salah satunya saya.
Bisa dikatakan saya sangat rajin dan aktif internetan. Saya mempunyai akun di Facebook, Twitter, Plurk, Myspace, Tagged, Vk, Instagram, Path, Italki, Livemocha, LinkedIn,Tumblr dan Blogspot (khusus kedua media sosial terakhir, sangat jarang saya gunakan). Dulu, saya bisa menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer hanya untuk membuka media sosial tersebut. Keadaannya diperparah lagi dengan adanya smartphone dan aplikasi-aplikasi baru seperti Path, dan Instagram.
Rasanya sulit membayangkan kegiatan tanpa adanya media sosial. Perkataan saya ini mungkin terdengar sedikit berlebihan, tapi itulah adanya.
Untungnya, 'ketagihan' saya pada jejaring sosial sudah tidak terjadi beberapa bulan belakangan ini dan semoga tidak terjadi lagi. Pernah dalam seminggu saya tidak membuka akun-akun media sosial. Bukan berarti saya sudah tidak mau menggunakannya lagi. Saya masih sering log in kok, tapi hanya sebentar, tidak menyita waktu berjam-jam-jam-jam (haha) lagi dan sampai menyita waktu tidur .

Kegiatan saya membuka media sosial berkurang karena:
1. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, waktu saya banyak sekali tersita. Begitu menyalakan laptop, biarpun niatnya mengerjakan tugas, tetap saja hal pertama yang saya lakukan membuka media sosial. Awalnya hanya ingin update status dan melihat-lihat sebentar. Taunya sudah satu jam berlalu, begitu dua jam berlalu, saya pikir "tanggung, satu jam lagi deh." tau-tau sudah tiga jam. Begitu tiga jam berlalu, saya sudah mengantuk. Akhirnya tugasnya tertunda...

2. Melihat cat dan kuas yang sudah lama tidak dipakai, iseng-iseng saya melukis lagi. Selain seru, hobi saya ini ada hasil nyatanya. Biarpun lukisan saya jelek, saya selalu puas dan senang koleksi lukisan saya bertambah lagi. Menulis tentang topik tertentu, entah itu membuat cerpen, pengalaman pribadi, pengetahuan, dsb secara tidak langsung membantu mengasah keterampilan menulis.



Beberapa contoh keadaan yang terjadi ketika lebih fokus dengan gadget dan media sosial.



(www.paperbecause.com)


(womenonthefence.com)


Pada dasarnya, dampak baik dan buruk penggunaan media sosial tergantung dari penggunanya sendiri. Maksudnya, kalau menggunakan media sosial sampai lupa dengan 'dunia nyatanya' itu sudah tidak benar. Banyak sekali manfaat dengan menggunakannya, asalkan tidak digunakan secara berlebihan seperti saya beberapa waktu lalu.
Beberapa manfaat yang saya peroleh dari media sosial, antara lain: saya mendapatkan informasi mengenai event, beasiswa, bisa berteman dengan orang dari negara lain. Menurut saya, itu sangat mengagumkan. Saya bisa praktek berbicara menggunakan bahasa asing dengan natifnya dan mendapat informasi budaya, pendidikan disana, dsb. Selain itu contoh lainnya, ketika sulit sekali menemukan sumber referensi tugas. Hanya buku milik sendiri dan perpustakaan sekolah yang dapat saya andalkan. Sekarang jika kekurangan sumber referensi bisa langsung browsing, dan dalam sekejap muncul link-link yang berkaitan dengan kata kunci yang kita cari.

Kesimpulannya, jangan menggunakan media sosial berlebihan dan tekuni hobi yang menyenangkan dan ada hasilnya (berbicara pada diri sendiri) :)))