1
“Diantara orang-orang yang mengisi dan
mewarnai kehidupan..hanya ada seseorang yang menjadi tambatan hati..”
“Selamat siang! Halo teman-teman…
namaku Qeira! Salam kenal..” Ucap Qeira sambil tersenyum. Melihat cara siswa
baru itu berdiri, berbicara, dan tersenyum, aku berpikir dia gadis yang manis. “Baiklah, Qeira kamu bisa duduk di kursi
sebelah sana” ucap pak guru. “Baik pak”
Jawab Qeira sambil melangkahkan kaki ke arah bangku yang ditunjuk pak guru. Bangku
yang tepat berada disebelah kananku. Pelajaran pun dimulai.. Ketika membuka
buku, aku sedikit dikagetkan oleh siswa baru
itu. “Halo teman sebelah, kenalan dong..namaku Qeira, kamu?” tanya Qeira
tersenyum sambil menjulurkan tangan. “Regi..”
balasku singkat. Aku sedikit terkejut,
dia mengajak bicara terlebih dulu, yah itulah pertama kalinya aku melihat
senyuman manis Qeira, dan itulah awal mula kedekatanku dengannya.
***
Tanpa terasa,sudah tiga bulan Qeira
menjadi murid di sekolahku. Dan kami pun sudah mulai akrab. Dia adalah gadis
tercantik yang pernah aku lihat. Mungkin itu merupakan perkataan gombal. Tapi aku
tidak peduli. Jika harus di deskripsikan dengan kata-kata, Qeira adalah gadis
riang dan humoris, baik, ramah, dan masih banyak kelebihan yang dimilikinya.
Bisa dikatakan aku jatuh cinta padanya..
“Cinta” mungkin itu satu kata yang terlalu serius bagi anak SMP
sepertiku. Tapi itulah yang aku rasakan..
Ketika jam istirahat, Qeira datang
ke arahku, “Gi, katanya Laruku mau tampil di Indonesia!!” Ucap Qeira “Ooh, aku
sudah tau, tapi tiketnya mahal banget Qei. Aku gada uang untuk beli, lagian
sekarang pasti udah sold out” Jawabku. “Taraaa, lihat ini” Tunjuk Qeira. “Hahh?!! Itu kan tiket Laruku! Kamu dapet
darimana tiket itu?” tanyaku. “Kakakku
dapet bonus dua tiket ini dari temennya, tapi dia g terlalu suka lagu Jpop.
Jadinya dia kasih ke aku deh” Jawab Qeira dengan nada riang. “Wah, selamat yaa
Qei..” Ucapku. “ehmmmmm kamu mau ga nemenin aku nonton bareng?”Tanya Qeira. Aku
terkejut mendengar ajakan Qeira. “Kalo kamu ngizinin, tentu aja aku mau”. “Kalau gitu, sampai ketemu hari minggu
yaah” Ucap Qeira. “Oke..!” Jawabku bersemangat.
***
Hari minggu pun tiba, Aku bangun
pagi-pagi sekali. Mempersiapkan penampilan terbaikku. Usai sarapan, aku
langsung bergegas pergi menuju rumahnya. Tak lama menunggu di teras rumah
Qeira, ia muncul. “Hai gi, maaf ya aku lama.hehe” Ucapnya tersipu malu. “Ga
pa-pa kok, btw hari ini kamu cantik banget..”Ucapku. Mendengar ucapanku itu, kulihat wajah Qeira
memerah. “Apa sih Gi, jangan bikin aku malu deh, langsung pergi yuk..” Aku membalas dengan anggukan.
Di tempat konser, kami sangat
menikmati lagu-lagu dan penampilan yang dibawakan Laruku. Meskipun sedikit gelap,
sesekali aku melirik wajah Qeira, ia sangat menikmati lagu yang dibawakan
Laruku. Sempat mata kami berpas-pasan, kemudian dia tersenyum. Malam itu Qeira
sangat mengagumkan.
***
Semakin berjalannya waktu, kami pun
semakin dekat. Sampai-sampai sudah tersebar gosip di antara siswa-siswa bahwa
kami berpacaran. Sejujurnya aku sangat senang mendengar gosip itu, meskipun
sebenarnya hubungan kami belum sampai taraf
berpacaran, tetapi juga bukan sekedar teman biasa.. Kami sering pergi
bersama, menyukai band yang sama, makan bersama, dan belajar bersama.. itu
adalah hal yang paling membahagiakan yang aku rasakan. Entahlah bagaimana
dengan Qeira, apakah dia juga senang atau kesal mendengar gosip yang beredar
itu. Perasaan Qeira yang sampai saat ini tidak terbaca, apakah dia mencintaiku
atau tidak, membuat hubungan kami masih bertahan di taraf pertemanan. Aku
masih terlalu takut menyatakan perasaanku padanya, aku juga takut nantinya tersakiti
jika cintaku selama ini pada akhirnya ditolak.
***
Liburan semester ganjil pun tiba.
Bagi kebanyakan siswa, liburan adalah hal yang menyenangkan, tapi tidak
untukku. Liburan semester berarti aku tidak akan pergi sekolah selama 2 minggu,
tidak ke sekolah itu berarti tidak akan bertemu dengan Qeira. Sebenarnya bisa
saja aku datang berkunjung ke rumahnya, tapi tentu tidak mungkin kulakukan
setiap hari. Setelah tujuh hari libur, aku sudah tidak sabar ingin bertemu
Qeira, aku pun memberanikan diri datang ke rumahnya. Sudah setengah jam aku
berdiri di depan rumahnya, dan memencet bel berkali-kali, tapi tidak ada
jawaban sama sekali. “Sepertinya Qeira dan keluarganya sedang berlibur di suatu
tempat” pikirku. Aku pun berjalan lesu kembali ke rumah. Dua minggu kemudian
liburan berlalu, hari Senin yang kutunggu-tunggu datang. Pagi-pagi aku sudah
siap berangkat sekolah dan tidak sabar bertemu lagi dengan Qeira. Tapi
kenyataannya sampai jam pelajaran berakhir, Qiera tidak ada. Bangkunya kosong.
Dua hari, tiga hari, sampai lima hari kemudian sosoknya tidak terlihat. Aku
dihinggapi kecemasan, “Apa mungkin saat ini Qeira sedang sakit? Sepertinya hari
ini aku harus berkunjung ke rumahnya lagi” pikirku.
Usai istirahat, jam pelajaran
berlanjut, wali kelasku masuk. “Selamat siang anak-anak. Mari kita lanjutkan
pelajaran selanjutnya. Minggu lalu kita sudah membahas jenis-jenis tumbuhan, sekarang
kita lanjutkan bab berikutnya, buka halaman 245. Oh iya, ada yang perlu bapak
sampaikan sebelumnya. Teman kalian Qiera Shakila tidak akan lagi belajar
disini. Ia pindah sekolah. Dan karena kepergiannya mendadak, ia memohon maaf
tidak bisa menyampaikan salam perpisahan kepada kalian. Baiklah mari kita lihat
gambar di halaman 245…” Aku yang sedari tadi sibuk dengan pikiranku sendiri,
tersentak mendengar apa yang tadi pak guru katakan. Penjelasan pak guru tidak
terdengar lagi, semuanya terasa gelap.. aku masih tidak percaya dengan
kepindahan Qeira..
Ia memang pernah menceritakan
padaku bahwa pekerjaan ayahnya mengharuskan ia dan keluarganya berpindah-pindah
tempat tinggal. Tapi tidak kusangka baru tinggal satu tahun disini ia harus
pindah lagi. Hatiku hancur, dan untuk kesekian kalinya ia membuatku terkejut. Apakah
dimatanya hubungan kami selama ini tidak ada artinya? sampai-sampai sebelum
pergi, ia tidak menyampaikan sepatah kata pun padaku dan pergi begitu saja.
Hatiku sakit.. Yah inilah akhir cinta pertamaku..