3
“Pertemuan seringkali terjadi di
tempat, waktu, dan kejadian yang tak terduga..”
2008
“Cepetan Lari!! Udah kesiangan
masih lambat!” “Mana buku tugasnya?!!” Kamu mau ngelawan?!” “Kamu udah
mahasiswa! Harus gesit!” “Name tag kamu ini kenapa rusaaak?!”. Sungguh
melelahkan mendengar omelan-omelan senior, beginikah penderitaan jadi mahasiswa
baru, untungnya ini hari terakhir ospek, pikirku. Setelah mengikuti serangkaian
acara ospek, aku bergegas membereskan isi tasku dan secepatnya pulang. Rumahku
lumayan jauh dari kampus, oleh karena itu untuk sampai ke rumah perlu naik
kereta, lanjut naik satu kali angkutan umum. Tidak bisa menahan rasa kantuk,
aku pun tertidur di kereta. Untungnya aku berhenti di stasiun terakhir,
sehingga tidak perlu khawatir terlewat ke stasiun lain.
Tiga puluh menit kemudian aku
sampai, keluar dari stasiun kemudian aku menyetop angkutan.
“Untung angkutannya masih kosong, aku bisa meluruskan kakiku yang pegal disini”
pikirku. Baru berjalan beberapa meter, sudah ada penumpang baru. Aku pun segera
menurunkan kakiku dari kursi didepanku. Ternyata penumpang itu seorang pria
muda. Sepertinya ia menyadari aku sedang melihat kearahnya, kemudian ia juga
melihat ke arahku. Aku sangat malu, aku langsung mengalihkan pandanganku ke
arah lain.
Sepuluh menit kemudian aku sampai di depan
komplek perumahanku, aku pun merogoh tas mengambil dompet. “Loh, mana
dompetku?’ Aku merogoh semakin dalam tasku, tapi tiba-tiba jari-jariku keluar
dari tas, ada bekas siletan di tasku! Sepertinya aku kecopetan. “Pak, maaf
dompet saya g ada, sepertinya hilang di kereta. Bisa ga lain kali saya bayar?”
Ucapku terbata-bata. “Lah memangnya itu urusan saya! Kalau mau naik angkutan
siapkan uang lebih dulu! Udah tau dompet ilang masih berani naik angkutan. Udah
niat ga byar dari awal ya?” Bentak supir angkutan. “bu-bukan begitu..” Ketika
mengucapkannya aku hampir menangis. “Pak, ga perlu berbicara seperti itu, dia ga
mungkin berbohong.. Biar saya yang bayar ongkosnya, mbak langsung pulang saja”
Ucap pria muda itu. Ternyata pria yang tadi sempat aku perhatikan mendengar
pembicaraanku dengan supir. “Terima kasih mas..” Ucapku. “Sama-sama..”
Jawabnya. Angkutan itu kemudian berlalu. “Ia pria yang baik, lain kali kalau
bertemu lagi aku harus membalas kebaikannya.. apa mungkin bisa ketemu lagi
ya?”Akupun langsung berjalan masuk ke dalam kompleks.
***
Kuliah hari pertama, bagiku… cukup
menyenangkan. Aku berkenalan dengan teman-teman baru. Aku menikmati pelajaran
hari ini. Mungkin hal ini dikarenakan jurusan yang aku ambil adalah minatku. Yah,
sejak kecil aku menyukai semua hal tentang psikologi. Oleh karena itu, begitu
masuk kuliah tak ragu aku mengambil jurusan psikologi. Begitu kelas
berakhir,aku pergi ke perpustakaan. Aku sangat suka membaca buku. Disana, aku
pergi ke rak buku-buku bahasa jepang. Yah selain psikologi, jepang adalah hal
yang menarik minatku. Tak lama kemudian aku menemukan buku yang menarik, aku
pun mengambilnya dan mencari tempat duduk untuk membacanya. Ada satu tempat
kosong di sebelah mahasiswa yang sedang asik dengan laptopnya. “Permisi, bangku
ini kosong?” tanyaku. Ia pun menoleh “Ya, kosong kok. Silahkan” Jawabnya.
Sempat selama beberapa detik aku diam memandang wajahnya. Ternyata dia pria
yang membayarkan ongkosku waktu itu. Aku memberanikan diri untuk menyapanya, “Mas,
masih inget saya ga?” tanyaku. Ia pun kembali menoleh dan melihatku seksama
“Ooh, kamu mbak yang waktu itu.. ternyata kuliah disini juga?” Ucapnya. “Iya
mas,hehe. Tapi saya maba..Oh iya.. aku mau ngembaliin duit mas yang waktu
itu” Ucapku sambil mengeluarkan dompet. “Ga usahlah, aku emang ikhlas mau
nolong kamu waktu itu” Balasnya. “Tapi aku ga enak mas” “Ga usah kakulah,
enak-enakin aja” Ucapnya sambil tersenyum. “Kalau gitu, sekali lagi makasih ya
mas” Ucapku tersipu malu. “Oh iya, nama mas siapa?” “Regi, kamu?” “Zahra”. Kemudian
obrolan kami terus berlanjut. Tidak hanya baik hati, dia pria yang
menyenangkan. Lembaran baruku dimulai..lingkungan baru, dan teman-teman baru,
bahkan mungkin kisah cinta baru..
0 comments:
Post a Comment