Friday, January 4, 2013

Cinta Pertama

Saya adalah jenis orang yang suka sekali berimajinasi. Dari kecil jika ada waktu senggang, kadang-kadang dalam pikiran saya terlintas pikiran untuk membuat cerita. Begitu saja langsung muncul tema, tokoh-tokohnya, setting bahkan seperti di film-film ada background musicnya..haha..Dulu kira-kira waktu saya masih kelas 1 sma pernah bikin cerita yang ditulis tangan di buku tulis (dulu belum punya laptop sendiri) niat awalnya sih pengen bikin novel (gaya banget). Banyak halaman di buku tulis itu hilang, makanya jadi ga terselesaikan juga sampe sekarang. Sebenarnya, permasalahan utama saya dalam menulis, yaitu saya bisa membuat cerita selancar mungkin dalam pikiran saya, tapi entah kenapa, begitu niat menuangkannya dalam bentuk tulisan. Susahnya minta ampun.

Waktu semester kemarin lagi jenuh-jenuhnya ngerjain tugas, saya iseng-iseng ngetik-ngetik yang ada di pikiran saya, tau-taunya jadilah beberapa cerita pendek. Yaah ceritanya sih bisa dibilang standar, bosenin, ceritanya loncat-loncat n cara penulisan saya buruk, tapi saya pengen share disini. Karena ini merupakan karya tulisan kedua saya setelah sekian lama.hehe. 

Langsung saja, my first story .. :)


1
“Diantara orang-orang yang mengisi dan mewarnai kehidupan..hanya ada seseorang yang menjadi tambatan hati..”
                                                                                                                        2002
“Selamat siang! Halo teman-teman… namaku Qeira! Salam kenal..” Ucap Qeira sambil tersenyum. Melihat cara siswa baru itu berdiri, berbicara, dan tersenyum, aku berpikir dia gadis yang manis.  “Baiklah, Qeira kamu bisa duduk di kursi sebelah sana” ucap pak guru.  “Baik pak” Jawab Qeira sambil melangkahkan kaki ke arah bangku yang ditunjuk pak guru. Bangku yang tepat berada disebelah kananku. Pelajaran pun dimulai.. Ketika membuka buku, aku sedikit dikagetkan oleh siswa baru  itu. “Halo teman sebelah, kenalan dong..namaku Qeira, kamu?” tanya Qeira tersenyum sambil menjulurkan tangan.  “Regi..” balasku singkat.  Aku sedikit terkejut, dia mengajak bicara terlebih dulu, yah itulah pertama kalinya aku melihat senyuman manis Qeira, dan itulah awal mula kedekatanku dengannya.

***

Tanpa terasa,sudah tiga bulan Qeira menjadi murid di sekolahku. Dan kami pun sudah mulai akrab. Dia adalah gadis tercantik yang pernah aku lihat. Mungkin itu merupakan perkataan gombal. Tapi aku tidak peduli. Jika harus di deskripsikan dengan kata-kata, Qeira adalah gadis riang dan humoris, baik, ramah, dan masih banyak kelebihan yang dimilikinya. Bisa dikatakan aku jatuh cinta padanya..  “Cinta” mungkin itu satu kata yang terlalu serius bagi anak SMP sepertiku. Tapi itulah yang aku rasakan..
Ketika jam istirahat, Qeira datang ke arahku, “Gi, katanya Laruku mau tampil di Indonesia!!” Ucap Qeira “Ooh, aku sudah tau, tapi tiketnya mahal banget Qei. Aku gada uang untuk beli, lagian sekarang pasti udah sold out” Jawabku. “Taraaa, lihat ini” Tunjuk Qeira.  “Hahh?!! Itu kan tiket Laruku! Kamu dapet darimana tiket itu?” tanyaku.  “Kakakku dapet bonus dua tiket ini dari temennya, tapi dia g terlalu suka lagu Jpop. Jadinya dia kasih ke aku deh” Jawab Qeira dengan nada riang. “Wah, selamat yaa Qei..” Ucapku. “ehmmmmm kamu mau ga nemenin aku nonton bareng?”Tanya Qeira. Aku terkejut mendengar ajakan Qeira. “Kalo kamu ngizinin, tentu aja aku  mau”. “Kalau gitu, sampai ketemu hari minggu yaah” Ucap Qeira. “Oke..!” Jawabku bersemangat.
***
Hari minggu pun tiba, Aku bangun pagi-pagi sekali. Mempersiapkan penampilan terbaikku. Usai sarapan, aku langsung bergegas pergi menuju rumahnya. Tak lama menunggu di teras rumah Qeira, ia muncul. “Hai gi, maaf ya aku lama.hehe” Ucapnya tersipu malu. “Ga pa-pa kok, btw hari ini kamu cantik banget..”Ucapku.  Mendengar ucapanku itu, kulihat wajah Qeira memerah. “Apa sih Gi, jangan bikin aku malu deh, langsung pergi yuk..”  Aku membalas dengan anggukan.
Di tempat konser, kami sangat menikmati lagu-lagu dan penampilan yang dibawakan Laruku. Meskipun sedikit gelap, sesekali aku melirik wajah Qeira, ia sangat menikmati lagu yang dibawakan Laruku. Sempat mata kami berpas-pasan, kemudian dia tersenyum. Malam itu Qeira sangat mengagumkan.
***
Semakin berjalannya waktu, kami pun semakin dekat. Sampai-sampai sudah tersebar gosip di antara siswa-siswa bahwa kami berpacaran. Sejujurnya aku sangat senang mendengar gosip itu, meskipun sebenarnya hubungan kami belum sampai taraf  berpacaran, tetapi juga bukan sekedar teman biasa.. Kami sering pergi bersama, menyukai band yang sama, makan bersama, dan belajar bersama.. itu adalah hal yang paling membahagiakan yang aku rasakan. Entahlah bagaimana dengan Qeira, apakah dia juga senang atau kesal mendengar gosip yang beredar itu. Perasaan Qeira yang sampai saat ini tidak terbaca, apakah dia mencintaiku atau tidak, membuat hubungan kami masih bertahan di taraf pertemanan. Aku masih terlalu takut menyatakan perasaanku padanya, aku juga takut nantinya tersakiti jika cintaku selama ini pada akhirnya ditolak.
***
Liburan semester ganjil pun tiba. Bagi kebanyakan siswa, liburan adalah hal yang menyenangkan, tapi tidak untukku. Liburan semester berarti aku tidak akan pergi sekolah selama 2 minggu, tidak ke sekolah itu berarti tidak akan bertemu dengan Qeira. Sebenarnya bisa saja aku datang berkunjung ke rumahnya, tapi tentu tidak mungkin kulakukan setiap hari. Setelah tujuh hari libur, aku sudah tidak sabar ingin bertemu Qeira, aku pun memberanikan diri datang ke rumahnya. Sudah setengah jam aku berdiri di depan rumahnya, dan memencet bel berkali-kali, tapi tidak ada jawaban sama sekali. “Sepertinya Qeira dan keluarganya sedang berlibur di suatu tempat” pikirku. Aku pun berjalan lesu kembali ke rumah. Dua minggu kemudian liburan berlalu, hari Senin yang kutunggu-tunggu datang. Pagi-pagi aku sudah siap berangkat sekolah dan tidak sabar bertemu lagi dengan Qeira. Tapi kenyataannya sampai jam pelajaran berakhir, Qiera tidak ada. Bangkunya kosong. Dua hari, tiga hari, sampai lima hari kemudian sosoknya tidak terlihat. Aku dihinggapi kecemasan, “Apa mungkin saat ini Qeira sedang sakit? Sepertinya hari ini aku harus berkunjung ke rumahnya lagi” pikirku.
Usai istirahat, jam pelajaran berlanjut, wali kelasku masuk. “Selamat siang anak-anak. Mari kita lanjutkan pelajaran selanjutnya. Minggu lalu kita sudah membahas jenis-jenis tumbuhan, sekarang kita lanjutkan bab berikutnya, buka halaman 245. Oh iya, ada yang perlu bapak sampaikan sebelumnya. Teman kalian Qiera Shakila tidak akan lagi belajar disini. Ia pindah sekolah. Dan karena kepergiannya mendadak, ia memohon maaf tidak bisa menyampaikan salam perpisahan kepada kalian. Baiklah mari kita lihat gambar di halaman 245…” Aku yang sedari tadi sibuk dengan pikiranku sendiri, tersentak mendengar apa yang tadi pak guru katakan. Penjelasan pak guru tidak terdengar lagi, semuanya terasa gelap.. aku masih tidak percaya dengan kepindahan Qeira..
Ia memang pernah menceritakan padaku bahwa pekerjaan ayahnya mengharuskan ia dan keluarganya berpindah-pindah tempat tinggal. Tapi tidak kusangka baru tinggal satu tahun disini ia harus pindah lagi. Hatiku hancur, dan untuk kesekian kalinya ia membuatku terkejut. Apakah dimatanya hubungan kami selama ini tidak ada artinya? sampai-sampai sebelum pergi, ia tidak menyampaikan sepatah kata pun padaku dan pergi begitu saja. Hatiku sakit.. Yah inilah akhir cinta pertamaku..
    

0 comments:

Post a Comment