“Apa tuh content writer?” “Penulis novel?” “Sama
seperti jurnalis?” Itulah beberapa pertanyaan yang pernah terlontar dari teman
saya menyangkut profesi yang saya jalani. Beberapa tahun lalu, profesi content writer memang masih terdengar
asing, terlebih untuk orang-orang yang gak bekerja di dunia media.
Meskipun
pekerjaannya sama-sama menulis, tapi ada perbedaan antara content writer dengan jurnalis. Kalau jurnalis bekerja di depan
layar dan sering pergi untuk melakukan liputan, content writer cenderung bekerja dari balik monitor saja dan
mengumpulkan informasi melalui internet atau buku.
Sekarang ini,
banyaknya media online yang
bermunculan membuat posisi content writer
dibutuhkan. Ada content writer full time
dan ada juga yang freelance. Nah,
apakah kamu tertarik untuk menjadi content
writer? Atau sekedar mengisi waktu luangmu berbagi informasi yang kamu tahu,
dan mengajukannya ke salah satu portal berita online? Jika ya, kamu perlu mengetahui 5 hal penting dalam menulis
artikel berikut ini.
Memilih judul yang menarik dan
membuat pembaca penasaran dengan isinya
Coba bandingkan dari
kedua judul di bawah ini, mana yang paling menarik minatmu untuk membaca isinya?
Alasan Orang Introvert
Lebih Suka Menyendiri
Sering Dianggap
Sebagai Penyendiri, Hal Inilah Yang Hanya Dimengerti Oleh Para Introvert
Sebenarnya dari kedua
judul di atas gak ada yang salah, saya pun suka menggunakan judul yang pendek
dan singkat sewaktu menulis di blog ini. Tapi, jika kamu menuliskannya untuk
tujuan komersil atau urusan pekerjaan, sebaiknya pilihlah judul yang menarik.
Posisikan dirimu sendiri sebagai
pembaca, “Apakah aku akan tertarik untuk membuka artikel dengan judul seperti
ini?” Pastikan kalau judulmu itu gak hanya hiperbola atau sekedar
heboh (click bait) tidak sesuai
dengan isi artikelnya.
Mengetahui format
artikel listicle
Sekarang ini, format
artikel listicle cukup populer dan
digunakan oleh banyak portal berita. Listicle
adalah format dimana artikel dibuat dalam bentuk perpoin. Jumlah poin yang akan
dibahas dalam artikel sebaiknya dicantumkan di dalam judulnya. Contohnya:
Sering Dianggap
Sebagai Penyendiri, 5 Hal Inilah Yang Hanya Dimengerti Oleh Para Introvert
Saya sendiri suka
menggunakan angka 5, 7, 10. 12, dalam penulisan listicle. Jika hanya ada 2 poin pembahasan dalam artikelmu,
sebaiknya gak perlu menggunakan format artikel ini. Jika jumlahnya cukup banyak
sekitar 20 poin, kamu tetap bisa menggunakan format ini dengan catatan per poinnya
ditulis secara singkat dan padat.
Jangan lupa
berkomunikasi dengan pembaca
Kalau artikel yang kamu tulis bukanlah artikel berita seperti yang ada di surat kabar, tugas kuliah atau skripsi, jangan menulis artikel seperti bentuk laporan. Tulislah artikel yang bersahabat seakan-akan mengajak pembaca berbicara. Bisa dengan menggunakan sapaan kamu, Anda, atau sapaan yang menjadi ciri website bersangkutan.
Contoh:
Introvert adalah jenis kepribadian di mana si pemiliknya lebih
suka menghabiskan waktu seorang diri. Ada anggapan yang salah bahwa
introvert itu anti sosial. Padahal, sama seperti ekstrovert, banyak orang
introvert yang juga suka menghabiskan waktu berkumpul dengan teman-temannya.
Perbedaannya adalah... blablabla
Bandingkan dengan yang
ini:
Apakah kamu memiliki kepribadian introvert? Atau orang
terdekatmu memiliki kepribadian yang satu ini? Introvert memang suka
menghabiskan waktu seorang diri, tapi bukan berarti introvert adalah orang yang
anti sosial. Seorang introvert juga suka menghabisakan waktu bertemu dan
berkumpul dengan temannya...blablabla.
Mana yang menurutmu
lebih berkomunikasi dengan pembaca?
Pemilihan gambar dan
memerhatikan copy right
Di zaman digital
seperti sekarang, artikel tanpa gambar terasa kurang greget dan bisa bikin
pembacanya bosan. Kamu bisa dengan mudah mendapatkan gambar-gambar pendukung
artikelmu melalui internet. Satu hal yang harus diingat, jangan lupa untuk
mencantumkan sumber gambarnya. Salah satu situs yang menyediakan gambar-gambar
gratis adalah Pixabay (Sisanya bisa kamu cari sendiri. Hehe)
Dikarenakan adanya
gambar, sebaiknya kamu perlu belajar sedikit mengedit foto menggunakan aplikasi
edit foto seperti Photoshop atau Gimp.
Saya masih ingat,
waktu awal-awal melamar pekerjaan sebagai full
time content writer, seorang editor yang baik hati bernama mbak Shirley,
menguji saya untuk menuliskan artikel mengenai keuangan dalam format listicle. Saya diharuskan memasukkan
gambar pendukung dalam ukuran tertentu ke dalam artikel. Berhubung saya gak
terlalu paham menggunakan Photoshop, ukuran yang saya rubah malah ukuran
dimensinya.
Padahal yang dia
maksud adalah merubah panjang dan lebar si gambar.
Sesudah selesai
mengerjakan tes itu, mbak Shirley mereview pekerjaan saya dan pemilihan gambarnya
juga. Dari wajahnya dia suka dengan tulisan saya, tapi dia memberikan masukkan
mengenai gambar. Menurutnya, artikel yang berkaitan dengan tindakan akan lebih
menarik jika diwakili dengan gambar orang yang melakukan tindakan tersebut.
Misalnya, poinnya adalah boros belanja. Sebaiknya saya memilih gambar orang
yang sedang berbelanja, bukan hanya gambar uang.
Via pixabay.com
Via pixabay.com
Memahami dasar-dasar
SEO
SEO (Search Engine Optimization) adalah
teknik yang digunakan untuk mengoptimalkan website di situs pencarian. Sebenarnya
ada profesi SEO specialist yang
merupakan pakar dalam per-SEO-an, tapi sekarang ini banyak perusahaan yang
mensyaratkan content writernya harus
paham dasar SEO. Untuk itu, yuk pahami dasar-dasar SEO berikut:
Kata kunci
Ada banyak situs
pencarian kata kunci yang bisa kamu manfaatkan untuk mendapatkan kata kunci
yang populer. Contohnya Google keyword
planner dan keywordtool.io.
Disini terlihat kalau pencarian kata kunci yang berkaitan dengan introvert, di posisi teratas ada introvert, orang introvert, dan test introvert.
Setelah mendapatkan keyword, untuk mengoptimisasi tulisanmu
masukkan keyword tersebut dalam judul artikel
dan isi artikel. Tapi, jangan sampai berlebihan memasukkannya karena malah bisa
dianggap keyword stuffing.
Internal Link
Internal link adalah link
halaman lain dari website sama yang
disematkan pada kata-kata dalam artikel. Internal
link dapat meningkatkan SEO karena memudahkan mesin pencari menjelajah dan
melihat keseluruhan struktur website.
Tapi, tentu saja internal link yang
dibuat harus relevan ya, bukan yang out of
topic. Selain itu, link ini juga
memungkinkan pengunjung untuk lebih lama berada di websitemu membuka artikel-artikel lainnya.
Eksternal link
Jika internal link berasal dari halaman website
yang sama, eksternal link adalah link yang berasal dari website lain dan
relevan dengan isi pembahasan tulisanmu. Tulisan yang mencantumkan eksternal link, terutama yang berkaitan
dengan fakta atau hasil penelitian, bisa lebih meyakinkan pembaca karena dianggap
sebagai sumber berita yang dapat dipercaya.
Itulah 5 hal dalam dunia konten yang perlu diketahui para content writer pemula atau bagi
siapapun yang tertarik membagikan pengalamannya melalui tulisan. Selamat menulis =)