Tuesday, May 9, 2017

Waktu Yang Menyembuhkan Luka

Tubuhnya seketika terasa membeku, langkah kakinya  terhenti, tatapannya terpaku memandang pria dari arah berlawanan dengannya. Pria yang dikenalnya itu pun terlihat kikuk dan terdiam. Terasa ada jeda selama beberapa saat.

Ia adalah pria yang paling membuatnya bahagia, paling dinanti, dan paling terbaik. Penggalan memori, tanpa diundang seperti terpampang di depan matanya. Muncul secara acak dari awal perkenalan hingga bertahun-tahun kemudian mengisi lembaran-lembaran hidupnya. Dari penggalan memori yang menyenangkan hingga melukai hatinya. Pria itu memang pernah menjadi yang paling terbaik untuknya. Tapi tidak untuk sekarang.

Pikirannya kembali ke tempat ia berada. Seulas senyum menghiasi wajah wanita itu sebelum melanjutkan langkah kakinya. Senyum perpisahan yang dulu tak pernah tersampaikan. Senyum lega yang menandakan bahwa ia sudah bisa memaafkan yang telah berlalu. Katanya, waktu bisa menyembuhkan luka.
***


Mencoba meluangkan waktu untuk menulis fiksi pendek lagi. Kangen menuangkan imajinasi :)

1 comments:

Unknown Reply Comment

Ih bagus banget aku ikutan senyum2 :')

Post a Comment